Dalam dinamika perkembangan bahasa, pemahaman dan partisipasi dalam wacana kontemporer sangat penting. Dunia linguistik senantiasa berkembang dan pembaruan terbaru pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada Oktober 2023 membawa perubahan yang menarik dalam periode tahun 2023 ini.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baru-baru ini menghadirkan pemutakhiran pada bulan Oktober 2023 yang menambahkan sebanyak 1.202 entri baru. Pengumuman ini dilakukan pada 31 Oktober 2023 melalui situs web resmi KBBI Daring yang menandai pencapaian penting dalam upaya pemutakhiran untuk mencerminkan dinamika Bahasa Indonesia. Mari kita telusuri detail pembaruan linguistik terbaru ini.
Content :
TogglePerkayaan Kosakata
Inti dari setiap kamus terletak pada kata-katanya dan tim KBBI dengan tekun memperkaya kosakata untuk mencerminkan sifat dinamis bahasa Indonesia. Dari kata-kata slang terbaru hingga istilah teknis, pembaruan ini memastikan KBBI tetap menjadi sumber informasi utama untuk pemahaman bahasa yang komprehensif.
KBBI mengalami pembaruan secara sistematis dua kali setahun dengan merilis kosakata yang dijadwalkan pada bulan April dan Oktober. Pembaruan ini bertujuan untuk mengintegrasikan kata-kata dan frasa baru yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari sehingga kamus tetap menjadi sumber daya linguistik yang relevan dan akurat. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas pembaruan dari Oktober 2023.
Merangkul Bahasa Netizen
Di antara entri baru yang diperkenalkan dalam pembaruan Oktober 2023 terdapat istilah-istilah yang populer di kalangan komunitas online. Kata-kata seperti “doksing,” “kolab,” “memosting,” “cincai,” dan “jutek” telah masuk ke dalam KBBI, mencerminkan pengaruh zaman digital pada bahasa Indonesia.
Mendekripsikan Kata “Doksing”
Ambil contoh istilah “doksing.” Dalam KBBI, istilah ini didefinisikan sebagai tindakan mencari, mengungkap dan mempublikasikan informasi pribadi seseorang di internet tanpa izin mereka. Hal ini sering dilakukan dengan niat jahat, seperti balas dendam atau hukuman.
Penting untuk dicatat bahwa “doksing” merupakan padanan Bahasa Indonesia dari istilah yang lebih dikenal secara umum yaitu ‘doxing’ yang telah mencatat 120 pencarian dalam KBBI, menunjukkan tingkat kepopulerannya.
Namun, pengamatan penting adalah disparitas antara KBBI Daring dan Pasti Kemdikbud dalam sinkronisasi kosakata baru. Pada tanggal 1 November 2023, istilah “doksing” belum ditemukan dalam basis data Pasti (Padanan Istilah) Kemdikbud yang menyoroti tantangan berkelanjutan dalam menyelaraskan kamus terutama dalam konteks padanan bahasa asing.
Singkatan dan Akronim Menjadi Fokus Utama
Pembaruan Oktober 2023 juga memperkenalkan beberapa entri baru dalam bentuk singkatan atau akronim yang sebelumnya dikenal dalam masyarakat. Contoh termasuk “curcol,” “disdukcapil,” “monev,” “jatanras,” “kurleb,” dan “palugada.”
Mendekripsikan Kata “Curcol”
“Curcol” adalah singkatan dari “curhat colongan” yang menandakan berbagi perasaan pribadi secara bersamaan dengan hal-hal yang tidak terkait, seringkali pada waktu atau konteks yang tidak sesuai. Hal ini mencerminkan nuansa mengekspresikan diri dengan cara yang terkait dengan pembahasan yang sedang berlangsung.
Relevansi Budaya dan Tren
Beberapa entri mendapatkan signifikansi karena kaitannya dengan peristiwa terkini atau prevalensinya dalam masyarakat. Sebagai contoh, “bom curah” merujuk pada bom klaster atau bom tandan. Istilah ini berkaitan dengan penggunaan bom klaster yang digunakan dalam konflik timur tengah yang tengah memanas hingga saat ini.
Dengan menambahkan sentuhan kekayaan budaya Indonesia, KBBI sekarang mencakup istilah seperti “malagandhavilepana dharanamandana vibhusanatthana veramani sikhapadam samadiyami” yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Frasa ini, berasal dari bahasa Sanskerta, menunjukkan komitmen untuk menghindari penggunaan bunga, wewangian, dan kosmetik untuk mempercantik tubuh, sejalan dengan prinsip-prinsip Buddha tertentu. Frasa yang rumit ini menunjukkan keragaman dan kedalaman bahasa Indonesia, menggabungkan ekspresi dari berbagai tradisi linguistik.
Pembaruan KBBI tidak hanya berfokus pada kemajuan teknologi dan peristiwa global; ia juga menjelajahi keberagaman bahasa.
Terminologi Kuliner dan Pengaruh Regional
Pembaruan KBBI memperlihatkan beragam istilah kuliner, seperti “wagasi,” “syoyu,” “kanape,” “jambalaya,” “kambatu,” “bala-bala,” “gabus pucung,” dan frasa kuliner seperti “bagelen basah” dan “filet mignon.”
Seperti yang diharapkan, banyak entri baru dipinjam dari bahasa asing seperti “braseri” (Inggris) dan “fabrigami” (Jepang), serta dari bahasa-bahasa regional seperti “ahkana” (Papua), “anggir” (Batak), “apatate” (Maluku), dan “coban” (Sunda). Penting untuk dicatat bahwa beberapa istilah, seperti “aitolida,” unik untuk bahasa regional tertentu, seperti Bahasa Ciacia atau Bahasa Buton Selatan.
Rencana Masa Depan yang Ambisius untuk KBBI
Ketika melihat ke depan, Prof. Endang Aminudin Aziz, MA, PhD, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menekankan komitmen untuk menambahkan 200.000 entri baru ke KBBI pada akhir 2024. Tujuan ambisius ini bertujuan untuk meninggalkan warisan abadi dalam leksikografi.
Hingga saat ini, KBBI Daring VI telah mencakup 120.000 entri dengan meninggalkan target tambahan 80.000 entri yang rencananya akan ditambahkan pada Oktober 2024.
Dengan penambahan ahli leksikografi baru, Prof. Aminudin yakin dapat mencapai target ini dan berencana untuk meluncurkan versi yang diperbarui secara resmi pada 28 Oktober 2024, selama Bulan Bahasa Nasional.
Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Entri Baru
Untuk menentukan kata-kata mana yang masuk ke KBBI, tim menggunakan Corpus yang merupakan sebuah program pengembangan referensi bahasa yang dimiliki oleh Badan Pengembangan Bahasa.
Corpus telah mengumpulkan 2 miliar item bahasa Indonesia baru hingga saat ini. Tim leksikografi kemudian memisahkan kata-kata yang sudah ada dalam KBBI dari yang belum masuk.
Namun, Prof. Aminudin menyoroti bahwa tantangannya bukanlah dalam pemilihan kata-kata tetapi dalam memberikan definisi yang jelas untuk setiap entri. Aspek teknis leksikografi ini sangat penting untuk memastikan cakupan yang akurat dan komprehensif.
Pendekatan Inklusif terhadap Evolusi Bahasa
Penting untuk dicatat bahwa KBBI tidak membatasi dirinya pada sumber-sumber tertentu untuk entri baru. Sementara istilah ilmiah menyumbang sekitar 400.000 item kosakata umum sehingga upaya berkelanjutan untuk menggabungkan dialek-dialek regional tetap terus berlanjut.
Selain itu, ada keterbukaan untuk menyertakan bahasa asing seperti Korea jika memenuhi kriteria penggunaan yang luas dan sering dalam masyarakat Indonesia.
Pendekatan ini sejalan dengan tujuan lebih luas untuk membuat Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang adaptif dan akomodatif. Usulan untuk menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam sidang umum UNESCO lebih lanjut menekankan pentingnya memiliki bahasa yang berevolusi seiring perubahan masyarakat.
Saat ini, masyarakat Indonesia penuh dengan semangat menantikan kelanjutan penyelenggaraan KBBI yang dapat dilihat jelas dalam dedikasi para ahli bahasa dan keterlibatan aktif masyarakat berkontribusi pada vitalitas dan relevansi bahasa Indonesia.
Komitmen terhadap keragaman dan adaptabilitas linguistik memastikan bahwa KBBI tetap menjadi sumber daya berharga untuk generasi mendatang.
Pembaruan Oktober 2023 dari KBBI tidak hanya mencerminkan sifat berkembangnya bahasa, tetapi juga menyoroti lanskap budaya, teknologi, dan kuliner yang dinamis di Indonesia.
Saat kita menjelajahi perjalanan linguistik, KBBI terus menjadi teman yang dapat diandalkan, menangkap esensi lanskap komunikasi yang selalu berubah. Harapannya Indonesia dapat menjadi bahasa yang besar di mata dunia sehingga kosakata bahasa ini perlu ditingkatkan dengan menyertai keanekaragaman budaya dan tren di Indonesia.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesia
*Isi artikel di luar tanggung jawab PT PeMad International Transearch.