Setiap tanggal 3 Desember, dunia memperingati hari penyandang disabilitas. Peringatan ini dimulai sejak tahun 1992 setelah PBB menetapkan tahun 1983-1992 sebagai Dekade untuk Penyandang Disabilitas.
Penetapan ini dilakukan setelah pada tahun 1976, PBB menetapkan tahun 1981 sebagai tahun penyandang disabilitas di mana negara-negara di dunia diajak membuat rencana untuk mewujudkan dunia yang ramah penyandang disabilitas.
Kemudian dalam kurun waktu satu dekade antara 1983-1992, negara-negara di seluruh dunia diberi waktu untuk mewujudkan rencana yang telah dibuat sebelumnya dengan membuat peraturan mengenai penyandang disabilitas dan membangun fasilitas umum yang menjamin hak penyandang disabilitas.
Lebih jauh lagi, beberapa negara bahkan membuat pedoman penggunaan kata-kata tertentu dalam produk-produk komunikasi yang lebih ramah disabilitas.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika kita hendak membuat dan atau menerjemahkan tulisan, video, podcast, atau konten media lain yang berhubungan dengan disabilitas.
Content :
ToggleKetahui kata-kata yang dianggap kasar dan merendahkan
Kata-kata seperti ‘cacat, buta, gila, budeg, tolol, bego, dan lain-lain,’ adalah termasuk kata-kata yang perlu dihindari ketika kita hendak membuat dan atau menerjemahkan konten yang berkaitan dengan disabilitas.
Bahkan ketika konten yang dibuat tidak berhubungan dengan disabilitas, kesadaran untuk menghindari kata-kata seperti ‘cacat, budek, buta, gila, autis, dsb’ tetap perlu dimiliki.
Banyak konten candaan di media sosial yang dengan gampang menggunakan kata ‘cacat’ atau ‘buta’ yang tanpa disadari menyinggung para penyadang disabilitas. Seperti kita tahu, teman-teman disabilitas sudah lama berjuang supaya bisa diterima di masyarakat.
Kesadaran untuk tidak menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan disabilitas sebagai candaan merupakan satu langkah untuk sungguh menerima teman-teman dengan disabilitas sebagai anggota masyarakat yang harus dihormati.
Cari tahu dan gunakan istilah-istilah yang lebih halus
Akhir-akhir ini, dalam bahasa Indonesia, kata ‘penyandang cacat’ tidak lagi digunakan dan diganti dengan ‘penyandang disabilitas atau difabilitas’.
Kata disabilitas diambil dari kata disability yang artinya ketidakmampuan karena keterbatasan fisik dan mental. Dalam bahasa Inggris, frasa person with disability lebih dianjurkan untuk digunakan daripada frasa handicapped person.
Seiring berjalannya waktu, ada juga beberapa istilah lain yang digunakan untuk mengganti kata cacat atau handicapped seperti people with special needs dan people with different ability.
Di Indonesia sendiri, istilah difabel mengacu pada para penyandang disabilitas yang mampu melakukan berbagai kegiatan dengan cara yang berbeda seperti misalnya para atlet paralympic yang tetap bisa meraih prestasi dalam keterbatasan mereka.
Di dalam dunia pendidikan, kata siswa berkebutuhan khusus lebih sering digunakan untuk menggambarkan kondisi siswa dengan disabilitas.
Ada beberapa istilah lebih halus yang sebetulnya sudah lama digunakan dalam lingkup yang lebih resmi seperti tunanetra untuk merujuk pada kondisi ketidakmampuan untuk melihat meskipun dengan alat bantu, tunadaksa untuk individu dengan ketidaklengkapan fisik, tunagrahita untuk individu dengan keterbatasan kemampuan mental, dsb.
Namun demikian, dalam percakapan sehari-hari istilah-istilah ini lebih jarang digunakan.
Istilah penghalusan ini bisa berbeda di setiap komunitas dan negara. Misalnya, teman-teman tuli lebih memilih untuk disebut sebagai penyandang tuli atau teman tuli dibandingkan disebut sebagai tunarungu.
Menurut beberapa sumber, penyebutan tuli ini menunjukkan pengakuan akan identitas mereka sebagai penyandang tuli dan juga mendorong mereka dengan pendengaran normal untuk sadar bahwa ada penyandang tuli di sekitar mereka dan bila perlu melakukan berbagai cara untuk mengakomodasi teman-teman tuli.
Contoh lain adalah penggunaan frasa ‘autistic person’ dan ‘person with autism’. Sebuah survey dengan 3500 responden yang terdiri dari penyandang autis, keluarga, perawat, dan teman-teman penyadang, yang diadakan oleh Lorcan Kenny of Autistica, menunjukkan bahwa sebagian besar responden lebih memilih menggunakan frasa ‘autistic person.’
Beberapa negara memiliki panduan khusus untuk penulisan dan penggunaan istilah-istilah ramah penyandang disabilitas. Beberapa panduan yang bisa diakses dalam jaringan adalah sebagai berikut:
- https://www.gov.uk/government/publications/inclusive-communication/inclusive-language-words-to-use-and-avoid-when-writing-about-disability
- https://www.ungeneva.org/sites/default/files/2021-01/Disability-Inclusive-Language-Guidelines.pdf
- https://pwd.org.au/resources/disability-info/language-guide/
- https://msd.govt.nz/about-msd-and-our-work/work-programmes/accessibility/quick-reference-guides/disability-language-words-matter.html
Hindari konten yang berbau ableisme (ableism)
Ableisme berasal dari gabungan kata dalam Bahasa Inggris able yang artinya ‘mampu’ dan ism yang secara bebas bisa diterjemahkan sebagai pandangan.
Ableisme adalah tindakan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas yang didasarkan pada pemikiran bahwa disabilitas adalah penyakit atau kerusakan yang harus dihindari dan diperbaiki.
Banyak perilaku ableisme yang sering tidak kita sadari seperti misalnya berbicara seperti kepada anak kecil pada penyandang disabilitas.
Banyak penyandang disabilitas yang perkembangan mentalnya baik-baik saja meskipun gerakan motoriknya lambat atau berbeda.
Menganggap semua penyandang disabilitas seperti anak kecil adalah termasuk tindakan ableisme. Menirukan penyandang disabilitas untuk mengolok-ngolok atau menjadikan bentuk disabilitas sebagai bahan candaan juga termasuk ableisme.
Kita bisa dengan mudah melihat konten-konten yang mengandung ableisme di berbagai media. Contoh lain dari tindakan ableisme adalah mempertanyakan kemampuan penyandang disabilitas berprestasi seperti bertanya kepada musikus tunanetra apakah dia bisa membaca partitur dalam kertas yang kita pegang.
Lebih jauh lagi, ketika musikus tersebut menjawab tidak, kita lalu mempertanyakan apakah sungguh musikus ini adalah musikus yang hebat ataukah dia hanyalah memainkan musik dengan cara menirukan apa yang telah dia dengar.
Sebisa mungkin hindari konten karitatif
Karitatif menurut KBBI adalah memberikan kasih sayang. Dalam pelaksanaan di lapangan, kata karitatif lebih mengacu pada kegiatan memberikan sesuatu secara langsung kepada orang-orang yang membutuhkan.
Konten karitatif adalah konten yang memposisikan para penyandang disabilitas sebagai pihak yang membutuhkan belas kasihan dan perlu dibantu. Konten berbau karitatif memang sepertinya sangat diminati di negeri ini. Sepintas hal ini terlihat baik dan tidak bisa dipungkiri ada banyak orang yang memang sungguh membutuhkan bantuan langsung.
Namun demikian, bagi banyak penyandang disabilitas, konten karitatif ini tampak seperti mengabaikan kemampuan para penderita disabilitas untuk berdaya.
Konten-konten karitatif biasanya lebih banyak berkutat pada penderitaan penyandang disabilitas, tentang ketidakmampuan mereka untuk melakukan hal-hal sederhana, dan juga tentang bagaimana mereka menjadi beban bagi masyarakat.
Konten karitatif ini juga dirasa menghambat kelompok-kelompok penggerak penyandang disabilitas dalam usaha mereka memberdayakan penyandang disabilitas.
Banyak kelompok penggerak yang berusaha melatih para penyadang disabilitas untuk produktif dan berdaya guna.
Peringatan hari penyandang disabilitas internasional dilatarbelakangi oleh sejarah panjang dan pahit para penyandang disabilitas di seluruh dunia. Beberapa dekade lalu, penyandang disabilitas lebih banyak dipandang sebagai beban dan harus dimasukkan ke dalam institusi.
Bahkan ada masa-masa di mana penyandang disabilitas dibunuh untuk mengurangi beban masyarakat. Kini, seiring berkembangnya teknologi, ada banyak informasi yang membuka mata dunia dan menuntut kita semua untuk berusaha mewujudkan dunia yang ramah pada siapapun.
Mari kita wujudkan dunia yang ramah bagi kita semua tidak peduli apakah kita adalah penyadang disabilitas atau bukan. Menggunakan istilah inklusif yang ramah penyandang disabilitas adalah salah satu cara kita untuk mewujudkan dunia yang ramah bagi semua.
Sumber:
- https://www.accessliving.org/newsroom/blog/ableism-101/
- https://www.whiteboardjournal.com/ideas/human-interest/yang-kita-bisa-lakukan-untuk-kawan-disabilitas-belajar-untuk-menghindari-ableisme/
- https://www.emc.id/id/care-plus/kenali-ragam-disabilitas-lain-dan-penanganannya
- Apa Perbedaan Difabel dan Disabilitas? Begini Penjelasannya (kompas.com)
- Difabel Melawan Jurnalisme Karitatif – LINKSOS (lingkarsosial.org)
- International Day of People with Disabilities | Disability Timeline (idpwd.org)
- Menilik bahasa yang biasa kita gunakan untuk menggambarkan disabilitas – BBC News Indonesia
- Rambu Menulis Berita Penyandang Disabilitas, Hindari Istilah Berikut – Difabel Tempo.co