Adu mekanik sudah menjadi makanan sehari-hari bagi pemain gim. Siapa yang dapat menggunakan mekanik gim lebih bagus, dia yang akan meraih tahta top global.
Meskipun demikian, penggunaan aspek mekanik tidak hanya vital dalam permainan gim, tetapi juga dalam banyak hal, termasuk dalam penerjemahan.
Sebelum kita membahasnya lebih lanjut, perlu disadari bahwa sebenarnya dalam bahasa Indonesia, ‘mekanik’ berarti ahli mesin. Kata ‘mekanik’ dalam jargon ‘adu mekanik’ tampaknya berasal dari ‘mechanics’ yang bermakna permesinan atau yang berkaitan dengan bagian yang bekerja dalam sesuatu. Jadi, padanan yang memungkinkan untuk kata ‘mechanics’ dalam bahasa Indonesia adalah ‘mekanika’ yang berarti ilmu tentang mesin (KBBI).
Dengan demikian, dalam konteks gim, istilah yang lebih sesuai KBBI adalah ‘adu mekanika’, beradu dalam menggunakan cara kerja gim.
Di sisi lain, dalam konteks penerjemahan, yang diperhatikan adalah mekanika bahasa, yaitu sesuatu yang membahas cara kerja bahasa.
Menurut Asosiasi Penerjemah Amerika (American Translator Association/ATA), kemampuan mekanika bahasa menjadi salah satu indikator penting dalam memutuskan apakah seorang penerjemah membuat kesalahan atau tidak.
Dengan kata lain, mekanika bahasa merupakan indikator dalam menilai hasil terjemahan. Mekanika bahasa yang dimaksud adalah kesesuaian hasil terjemahan dengan selingkung yang berlaku di bahasa sasaran (BSa).
Kesalahan dalam mekanika BSa terjadi jika penerjemah jelas-jelas melanggar kaidah yang menentukan “kebenaran” suatu tulisan dalam BSa (ATA, 2021).
Kemampuan ini bukan merupakan kemampuan mempertahankan informasi atau gagasan dalam bahasa sumber (BSu) ataupun kemampuan menulis yang baik, tetapi kemampuan yang berfokus pada penulisan kata, frasa, kalimat, paragraf, dan keseluruhan teks, serta tak lupa tanda baca.
ATA melakukan penilaian terhadap kemampuan mekanika bahasa dalam penerjemahan berdasarkan sekurang-kurangnya 7 kategori kesalahan, yaitu (1) gramatika, (2) sintaksis, (3) bentuk kata/kelas kata, (4) ejaan/karakter, (5) pengapitalan, (6) tanda diakritik/aksen, (7) tanda baca.
Sekilas kita bisa melihat bahwa hampir semua kategori kesalahan mekanika tersebut sangat berkaitan dengan tata bahasa bahasa Indonesia dan kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang berlaku bagi Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu mengkaji lagi kecocokan penggunaan 7 kategori tersebut dalam penilaian penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Content :
Toggle1. Gramatika
Gramatika sering dipahami sebagai morfosintaksis, perpaduan antara morfologi dengan sintaksis. Meskipun cakupan morfosintaksis luas, ATA menitikberatkan kategori gramatika pada penyesuaian subjek dan verba dan infleksi. Di bawah ini adalah contoh terjemahan yang termasuk dalam kategori kesalahan gramatika.
EN : The complexity of the problem arose from the lack of system’s flexibility.
ID : Kompleksitas masalah yang timbul dari sistem yang kurang fleksibel.*
Kompleksitas masalah timbul dari sistem yang kurang fleksibel.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia yang bertanda bintang di atas merupakan contoh yang salah karena terjemahan itu bukan merupakan sebuah kalimat. Terjemahan tersebut hanya berisi frasa nominal saja yang berpotensi menjadi subjek, tetapi tidak ada predikat. Bandingkan dengan contoh terjemahan yang benar di bawahnya yang memiliki predikat berupa ‘timbul’.
2. Sintaksis
Sintaksis adalah bagian dari gramatika yang berkaitan dengan susunan kata-kata, termasuk infleksinya, yang membentuk makna dalam sebuah kalimat (Matthews, 1981). Selaras dengan hal itu, sintaksis ditempatkan di subkategori gramatika dalam kerangka penilaian penerjemahan ATA.
Kategori ini mencakup pengubahan susunan kata, paralelisme, urutan kata, dan struktur kalimat majemuk. Contoh terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kategori adalah sebagai berikut.
EN : It is an enjoyable and supportive work environment.
ID : Lingkungan kerja di tempat itu menyenangkan dan suportif.*
Lingkungan kerja di tempat itu menyenangkan dan saling mendukung.
Terjemahan bertanda bintang di atas kurang tepat karena tidak sesuai dengan paralelisme. Kata ‘menyenangkan’ merupakan verba, sedangkan ‘suportif’ merupakan adjektiva. Agar paralel, makna kedua kata tersebut perlu dituliskan dalam kelas kata yang sama. Terjemahan yang tepat dapat menggunakan ‘menyenangkan dan saling mendukung’ karena ‘menyenangkan’ dan ‘mendukung’ sama-sama verba.
3. Bentuk Kata atau Kelas Kata
Bentuk kata adalah variasi kata yang berasal dari kata dasar yang sama, sedangkan kelas kata adalah golongan kata yang memiliki kesamaan perilaku formal bahasa. Dengan demikian, keduanya berhubungan dengan infleksi dan derivasi. Infleksi adalah pengubahan kata yang hasilnya memiliki kelas kata yang sama dengan kata dasarnya, sedangkan derivasi adalah pengubahan kata yang hasilnya memiliki kelas kata yang berbeda dengan kata dasarnya. Dalam bahasa Indonesia, keduanya sangat berkaitan dengan penggunaan imbuhan yang tepat. Berikut adalah contoh infleksi dan derivasi.
Infleksi:
me- + makan (verba) = memakan (verba)
di- + makan (verba) = dimakan (verba)
Derivasi:
makan (verba) + -an = makanan (nomina)
Infleksi dan derivasi ini memiliki keterkaitan dengan morfologi dan sintaksis sehingga sangat wajar jika ATA menempatkannya di subkategori gramatika. ATA menyatakan bahwa kesalahan dalam kategori bentuk kata atau kelas kata ini terjadi jika terdapat terjemahan yang memiliki kata dasar yang sepadan dengan teks sumber (TSu), tetapi bentuk kata atau kelas katanya tidak tepat. Kesalahan bentuk kata atau kelas kata dalam menerjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia terdapat dalam contoh berikut.
EN : The anarchist movement may be viewed as a mean for social change.
ID : Gerakan anarkis tersebut mungkin dilihat sebagai sarana perubahan sosial.*
Gerakan anarkistis tersebut mungkin dianggap sebagai sarana perubahan sosial.
Terjemahan bertanda bintang salah karena kata ‘anarchist’ dipadankan dengan ‘anarkis’. Kata ‘anarchist’ (adjektiva) bermakna ‘bersifat anarki’, sedangkan ‘anarkis’ (nomina) bermakna ‘orang yang melakukan tindakan anarki’. Oleh karena itu, terjemahan yang seharusnya adalah ‘anarkistis’ (adjektiva).
4. Ejaan atau Karakter untuk Bahasa yang Nonalfabet
Ejaan berkaitan dengan huruf dalam kata. Ketepatan ejaan tergantung dari beberapa faktor, misalnya selingkung, kebakuan, dan konsistensi.
Di sisi lain, terdapat kategori karakter yang berkaitan dengan huruf untuk bahasa yang tidak menggunakan alfabet latin, misalnya bahasa Thai, Lao, Vietnam, Myanmar, Jepang, Mandarin, Korea, Hindi, Tamil, Rusia, Ukraina, Arab, dll.
Lebih lanjut lagi, ATA menjelaskan bahwa dalam sejumlah kasus, kesalahan dalam kategori ini dapat dialihkan ke kategori pengapitalan dan tanda diakritik yang lebih detail. Contoh kesalahan ejaan dalam penerjemahan adalah sebagai berikut.
EN : The intensity of rainfall significantly affects the water level in that dam.
ID : Intensitas curah hujan sangat mempengaruhi tinggi air di bendungan itu.*
Intensitas curah hujan sangat memengaruhi ketinggian air di bendungan tersebut.
Terjemahan dengan tanda bintang di atas salah karena ada kata yang menggunakan ejaan tidak baku. Perhatian pada kebakuan perlu ditekankan pada kata ‘mempengaruhi’. Kata ‘mempengaruhi’ berasal dari kata dasar ‘pengaruh’ yang mendapat awalan ‘me-’.
Biasanya huruf awal ‘p’ pada kata dasar menjadi luluh saat mendapat awalan ‘me-’ dan awalan ‘me-’ berubah menjadi alomorfnya, dalam ini ‘mem-’. Dengan demikian, bentuk ejaan yang baku adalah ‘memengaruhi’ bukan ‘mempengaruhi’.
5. Pengapitalan
Seperti tampak jelas dalam namanya, kategori pengapitalan berkaitan dengan penulisan huruf kapital yang tepat. Pengapitalan yang tepat tentu menyesuaikan dengan kaidah dalam Bsa. Di bawah ini adalah contoh kesalahan pengapitalan dalam penerjemahan.
EN : She asked you to come to the meeting this afternoon.
ID : Ia menyuruh anda hadir di rapat itu siang nanti.*
Ia menyuruh Anda hadir di rapat itu siang nanti.
Terjemahan bertanda bintang tersebut tidak tepat karena terdapat kata ‘anda’ yang huruf awalnya tidak kapital. Menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi V (EYD V), kata ‘Anda’ ditulis dengan huruf awal kapital.
6. Tanda Diakritik atau Aksen
Tanda diakritik atau aksen merupakan tanda yang terletak di atas atau bawah huruf atau karakter yang biasanya befungsi menandai penekanan, nada, ataupun aksen.
Tanda semacam ini tidak dipakai di bahasa Indonesia. Contoh bahasa yang menggunakan tanda ini adalah bahasa Jawa, Arab, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Portugis, Polandia, Ceko, Swedia, dll.
7. Tanda Baca
Tanda baca merupakan tanda yang digunakan untuk memisahkan elemen atau menjelaskan makna dalam suatu tulisan. Lebih lanjut lagi, ATA menerangkan bahwa penulisan paragraf yang tidak tepat juga dapat dimasukkan dalam kategori ini.
Selain itu, jika tanda baca yang ada menciptakan ketaksaan atau pergeseran makna, kesalahan tersebut tidak termasuk dalam kategori ini dan bahkan tidak masuk ke kemampuan mekanika, tetapi termasuk di kemampuan transfer makna. Contoh kesalahan tanda baca dalam penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
EN : I submitted the assignment near the deadline while my friends submitted it two days ago.
ID : Saya mengumpulkan tugas itu saat hampir tenggat waktu sedangkan teman saya mengumpulkannya dua hari lalu.*
Saya mengumpulkan tugas itu saat hampir tenggat waktu, sedangkan teman saya mengumpulkannya dua hari lalu.
Terjemahan yang bertanda bintang kurang tepat karena tidak ada tanda baca koma sebelum kata ‘sedangkan’. Menurut EYD V, tanda baca koma perlu muncul sebelum konjungsi ‘sedangkan’ yang menunjukkan pertentangan.
Dari penjabaran di atas, ada setidaknya 6 kategori yang dapat dipakai sebagai acuan dalam mengevaluasi hasil terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, yaitu gramatika, sintaksis, bentuk kata/kelas kata, ejaan, pengapitalan, dan tanda baca.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa 6 kategori tersebut hanya melihat aspek mekanika bahasa. Masih ada 2 aspek lain, yaitu aspek transfer makna dan penulisan, yang memiliki berbagai kategori lainnya.
Sumber:
American Translation Association. 2021. Explanation of Error Categories. diakses dari
https://www.atanet.org/certification/how-the-exam-is-graded/error-categories/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-huruf/huruf-kapital/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-tanda-baca/tanda-koma/
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mekanik
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mekanika
Matthews, P. H. 1981. Syntax. Cambridge: Cambridge University Press.
*Isi artikel di luar tanggung jawab PT PeMad International Transearch.